Pelatih Paris Saint-Germain, Luis Enrique, memasuki musim keduanya dengan satu ambisi besar: menyempurnakan misi yang belum rampung. Setelah membawa PSG meraih gelar Ligue 1 di musim lalu, pelatih asal Spanyol itu merasa bahwa potensi timnya belum sepenuhnya tereksplorasi. Baginya, pekerjaan baru saja dimulai.
Luis Enrique Tantangan Setelah Era Kylian Mbappé
Kepergian Kylian Mbappé ke Real Madrid menjadi momen penting yang mengubah wajah skuad Les Parisiens. Meski kehilangan salah satu bintang paling bersinar, Enrique melihat situasi ini sebagai peluang untuk membangun tim yang lebih seimbang dan kolektif. “Saya ingin melanjutkan proyek yang kami mulai. Tujuan saya adalah membangun tim yang tangguh dan bersatu,” ujarnya dalam konferensi pers menjelang tur pramusim.
Enrique tidak memungkiri bahwa Mbappé memiliki peran sentral dalam skuat. Namun, ia menegaskan bahwa PSG bukanlah tim yang bergantung pada satu individu. Ia ingin melihat para pemain tampil sebagai unit, dengan setiap bagian memainkan perannya dalam harmoni taktik.
Fokus pada Pengembangan dan Konsistensi
Musim lalu, PSG sempat menunjukkan permainan yang atraktif namun belum konsisten di semua lini. Enrique menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara pertahanan dan serangan. Ia kini lebih fokus pada transisi cepat, pergerakan tanpa bola, dan daya juang yang lebih solid di setiap pertandingan.
Pelatih berusia 54 tahun itu juga menekankan pentingnya rotasi dan kedalaman skuad. Ia ingin memastikan bahwa setiap pemain merasa memiliki peran penting, tak peduli apakah mereka starter atau cadangan. “Kami butuh semua pemain siap tampil maksimal. Itulah kekuatan sejati dari tim juara,” tegasnya.
Luis Enrique Ambisi di Kancah Eropa

Meskipun Ligue 1 tetap menjadi target utama, Liga Champions tetap menjadi ujian terbesar bagi PSG. Dalam beberapa musim terakhir, tim ibu kota Prancis itu belum mampu menaklukkan benua biru. Enrique menyadari tekanan besar yang datang dari ekspektasi publik, tetapi ia memilih untuk menanggapinya dengan pendekatan realistis dan terstruktur.
Menurutnya, bukan hanya kualitas individu yang menentukan keberhasilan di Eropa, melainkan juga mentalitas dan kedewasaan taktik. Ia ingin timnya berkembang secara progresif, bukan hanya meledak sesekali lalu hilang konsistensinya. “Liga Champions bukan soal satu laga. Ini soal perjalanan panjang dan stabilitas,” katanya.
Optimisme Menyambut Musim Baru
Dengan beberapa wajah baru di tim dan suasana ruang ganti yang mulai terbangun kembali setelah transisi besar, Enrique optimis PSG bisa melangkah lebih jauh. Ia memuji etos kerja para pemain dan keseriusan manajemen dalam membangun proyek jangka panjang.
Luis Enrique bukan hanya ingin memenangkan trofi. Ia ingin meninggalkan warisan—sebuah PSG yang bermain sebagai kesatuan, mampu menghadapi tekanan besar, dan menjadikan kerja kolektif sebagai senjata utama.
“Pekerjaan kami belum selesai. Masih banyak yang perlu ditingkatkan, dan saya ingin jadi bagian dari proses itu hingga akhir,” tutupnya dengan penuh keyakinan